A.
JUDUL
PERCOBAAN
Penentuan Orde Reaksi
dan Tetapan Laju Reaksi
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
1. Menunjukkan
bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua.
2. Menentukan
tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dengan cara
titrasi.
C.
LANDASAN
TEORI
Laju
reaksi atau keepatan reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat
pereaksi atau produk reaksi tiap satuan waktu.
Laju reaksi= perubahan
konsentrai
Waktu yang diperlukan untuk perubahan
Untuk
reaksi,
Waktu
|
Volume
NaOH(ml)
|
3
menit
|
16,00
|
5
menit
|
17,10
|
15
menit
|
17,30
|
25
menit
|
17,70
|
40
menit
|
18,80
|
65
menit
|
18,90
|
Laju = -
Laju
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang umum
adalah mol/dm. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
dan dapat dinyatakan sebagai:
Laju = kf (C1,C2,….Ci)
Dimana
k adalah konstanta laju,juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta
kecepatan, C1,C2,…. Adalah konsentrasi dari
reaktan-reaktan dan produk-produk. Sebagai contoh dalam hal reaksi umum:
aA + bB + ….. → pP + qQ
+ …
laju reaksi dapat
dinyatakan dalam batasan tiap reaktan atau produk
Dimana a,b,,,p,q adalah
koefisien-koefisien stokiometris dari reaktan dan produk, l,m adalah orde dari
reaksi terhadap A,B.(Dogra,S.K.2008:623)
Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk
matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat
dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme
reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah
dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga eksponen untuk
masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen
itu.(Dogra,S.K.2008:624)
Dalam reaksi orde II, laju berbanding
langsung dengan kuadrat konsentrasi dari satu reaktan atau dengan hasil kali
konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu atau dua dari reaktan-reaktan
tersebut.(Dogra,S.K.2008:628)
Reaksi penyabunan etilasetat dengan ion
hidroksida
CH3COOC2H5 +
OH- → CH3COO- + C2H5OH
Bukan merupakan reaksi
sederhana, namun ternyata bahwa reaksi ini merupakan reaksi orde kedua,hokum
laju reaksinya sebagai berikut:
= k1 [ester] [OH-]
Atau sebagai :
Dengan : a = konsentrasi awal ester,dalam
mol liter-1
b = konsentrasi awal ion OH,dalam mol liter-1
x = jumlah mol liter-1 ester atau
basa yang telah bereaksi
k1= tetapan laju reaksi
(Tim Dosen Kimia
Fisik.2010:1)
Orde reaksi adalah banyaknya factor
konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde
reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat
ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu reaksi yang diturunkan secara
eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
V = k [A] [B]2
Persamaan tersebut
mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2
terhadap zat B. Secara keseluruhan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3.(Anonim.2010)
D.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
yang digunakan yaitu:
Ø Labu
Erlenmeyer bertutup asa 250 ml 6 buah
Ø Termometer
1000C 2 buah
Ø Pipet
volume 10 ml, 20 ml dan 25 ml
Ø Buret
50 ml 1 buah
Ø Statif
dan klem
Ø Botol
semprot 1 buah
Ø Gelas
kimia 100 ml
Ø Stopwatch
2 buah
Ø Corong
biasa 1 buah
Ø Batang
pengaduk 1 buah
2.
Bahan
yang digunakan yaitu:
Ø Larutan
NaOH 0,02M
Ø Larutan
HCl 0,02M
Ø Indikator
phenolphthalein
Ø Etil
asetat p.a
Ø Aquades
Ø Tissue
E.
PROSEDUR
KERJA
1. Memipet
50 ml larutan NaOH dan 50 ml larutan etil asetat lalu memasukkan ke dalam
sebuah labu Erlenmeyer bertutup.
2. Mengukur
suhu kedua larutan tersebut hingga suhu kedua larutan sama.
3. Kemudian
memipet 20 ml larutan HCL 0,02M lalu dimasukkan ke dalam 6 buah erlenmeyer.
4. Mencampur
larutan NaOH dan larutan etil asetat yang suhunya sama kemudian dikocok dan
menjalankan stopwatch pada saat kedua larutan bercampur.
5. Memipet
10 ml dari campuran reaksi pada menit ketiga lalu menambahkan 3 tetes indicator
pp kemudian dititrasi dengan larutan NaOH hingga berwarna pink.
6. Melakukan
pengambilan seperti pengerjaan 5 pada menit ke 8,15,25,40 dan 65.
7. Kemudian
menstandarisasi larutan NaOH yang ingin diketahui konsentrasinya secara pasti
dan teliti dengan cara mengambil 25 ml larutan etil asetat dan ditambahkan
indicator pp lalu dengan NaOH 0,02M.
F.
HASIL
PENGAMATAN
Menyediakan
50 ml larutan NaOH dan 50 ml larutan etil asetat
50
ml larutan NaOH + 50 ml larutan etil asetat (suhu 280C) → larutan
bening
20
ml larutan HCl 0,02M + 10 ml larutan campuran (3 menit) + 3 tetes indicator pp
→ larutan bening ,lalu dititrasi dengan NaOH 0,02M → larutan berwarna pink muda.
0,216
gram etilasetat + 100 ml aquades (dikocok) → larutan bening
25
ml larutan etilasetat + 3 tetes indicator pp (dititrasi dengan NaOH 0,02M) →
larutan berwarna merah muda,volume NaOH yang digunakan 76,8 ml.
G.
ANALISIS
DATA
1. Standarisasi
NaOH
Diketahui : Volume H2C2O4
= 10 ml
Massa H2C2O4.2H2O
= 0,25 gram
Mr H2C2O4.
2H2O = 126 gram/mol
Ditanya : M NaOH =….?
Penyelesaian :
N NaOH =
=
0,0132 N
M
= 0,0132 M
2. Penentuan Tetapan laju reaksi
Diketahui : [ CH3COOC2H5] =
a = 0,02 M
[ NaOH ] = b = 0,0132 M
VNaOH = 50 ml
Ditanya : K =……?
a. Titrasi 1
VNaOH = 16,00 ml
t = 3 menit = 180 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 16,00 ml
=
0,2112 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.180 s
Ln = k(0,0068)M.180 s
0,148 =
k (1,224) MS
K = 0,121 M-1S-1
b. Titrasi 2
VNaOH
= 17,10 ml
t
= 8 menit = 480 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 17,10 ml
=
0,225 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.480 s
Ln = k(0,0068)M.180 s
0,162
= k (3,264) MS
K = 0,0496 M-1S-1
c. Titrasi 3
VNaOH = 17,30 ml
t = 15 menit = 900 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 17,30 ml
=
0,228 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.900 s
Ln = k(0,0068)M.900 s
0,165 =
k (6,12) MS
K = 0,0269 M-1S-1
d. Titrasi 4
VNaOH = 17,70 ml
t = 25 menit = 1500 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 17,70 ml
=
0,2336 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.1500s
Ln = k(0,0068)M.1500 s
0,1708 = k
(10,2) MS
K = 0,0167 M-1S-1
e. Titrasi 5
VNaOH = 18,80 ml
t = 40 menit = 2400 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 18,80 ml
=
0,248 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.2400 s
Ln = k(0,0068)M.2400 s
0,186
= k (16,32) MS
K = 0,011 M-1S-1
f. Titrasi 6
VNaOH = 18,90 ml
t = 65 menit = 3900 s
mmol NaOH = M x V
=
0,0132 M x 18,90 ml
=
0,249 mmol
X =
Ln
Ln = k(0,02-0,0132)M.3900 s
Ln = k(0,0068)M.3900 s
0,1869 =
k (26,52) MS
K = 0,0070 M-1S-1
Nilai K rata-rata adalah :
K rata-rata =
= M-1S-1
= 0,0387 M-1S-1
H.
PEMBAHASAN
Pada
percobaan ini yang pertama dilakukan yaitu memasukkan masing-masing 50 ml
larutan NaOH dan etil asetat yang telah dilarutkan dengan air sebanyak 100 ml
pada konsentrasi 0,02M ke dalam labu Erlenmeyer bertutup. Digunakan labu
erlenmeyer bertutup agar larutan tidak terkontaminasi dengan udara luar
sehingga larutan tersebut tidak menguap. Kedua campuran ini kemudian disamakan
suhunya agar pada saat dicampur nanti bias cepat terjadi reaksi penyabunan.
Apabila
larutan NaOH dan etilasetat langsung dicampurkan dengan cepat pada larutan
NaOH. Hal ini dilakukan karena etilasetat pada percobaan ini membutuhkan reaksi
penguraian sehingga jika dilarutkan etilasetat dituangkan ke dalam larutan NaOH
maka akan terjadi reaksi penguraian yaitu asam ditambah basa akan menghasilkan
garam dan alcohol yaitu :
CH3COOC2H5 + OH-
→ CH3COO-
+ C2H5OH
NaOH
+
HCl → NaCl + H2O
HCl(sisa)
+ NaOH → NaCl + H2O
Campuran
antara etilasetat dan NaOH ini harus dikocok terus agar reaksi penguraiannya
dapat berlangsung terus. Pada saat kita mencampurkan maka kita langsung menjalankan
stopwatch selama 3 menit. Setelah 3 menit kita memipet larutan campuran reaksi
dan memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan HCl. Larutan ini
kemudian dikocok lalu ditambahkan indicator pp, penambahan ini berfungsi
sebagai indicator,agar terjadinya titik akhir titrasidan titik ekivalen dari
larutan yang akan dititrasi,kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan
NaOH 0,02M. Perlakuan ini berfungsi untuk mengikat HCl yang berlebih sehingga
reaksi penyabunannya berhenti. Pada saat melakukan titrasi hendaknya dilakukan
dengan cepat agar campuran larutan tidak menguap karena hasil reaksi tersebut
menghasilkan alcohol,dimana alcohol itu mudah menguap. Larutan HCl berfungsi
untuk mengasamkan campuran, sehingga akan menghentikan reaksi. Adapun prinsip
kerja dari percobaan ini yaitu suatu reaksi penyabunan yang didasarkan atas
titrasi asam basa,di mana titrasi ini bertujuan untuk menghentikan reaksi
penyabunan agar tidak mengalami reaksi lebih lanjut.
I.
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Berdasarkan
analisis data ditentukan bahwareaksi antara etilasetat dengan ion hidroksida
adalah reaksi orde dua.
2. Tetapan
laju reaksi antara etilasetat dengan ion hidroksida dapat ditentukan dengan
cara titrasi.
3. Tetapan
laju yang di peroleh adalah 0,121 M-1S-1, 0,0496 M-1S-1,
0,0269 M-1S-1, 0,0167 M-1S-1, 0,011
M-1S-1 dan 0,007- M-1S-1.
4. Semakin
lama waktu yang dibutuhkan campuran untuk bereaksi maka semakin banyak NaOH
yang digunakan.
b. Saran
Sebaiknya
praktikan harus lebih teliti dalam melakukan titrasi agar diperoleh hasil yang
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.
Orde Reaksi. http:// orde
reaksi.org.wikipedia. Diakses pada tanggal 8 Desember 2010.
Atkins,P.W.1997.
Kimia Fisik edisi keempat. Jakarta :
Erlangga.
Dogra,S.K.
2008. Kimia Fisika dan soal-soal .
Jakarta : Erlangga.
Ralph
H,Petrucci.2005. Kimia Dasar. Jakarta
: Erlangga.
Tim
Dosen Kimia Fisik.2010. Penuntun
Praktikum Kimia Fisik . UNM. Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar